Malik Bin Dinar Al Sami, yang merupakan murid dari Hasan Al Bashri adalah putra dari seorang budak yang berbangsa Persia dan Sijistan (Kabul). Didalam kehidupannya ia terhitung sebagai ahli hadist shahih dan merawikan Hadist dari tokoh-tokoh kepercayaan dimasa lampau. Diantaranya adalah Anas bin Malik dan Ibnu Sirin. Selain itu, Malik bin Dinar juga dikenal sebagai seorang kaligrafi Al-Quran yang terkenal. Dan ia meninggal dunia sekitar tahun 130 H atau 748 M.
Pada waktu Malik bin Dinar dilahirkan, ayahnya adalah seorang budak. Tetapi, Malik bin Dinar adalah seorang yang merdeka.
Diriwayatkan suatu hari Malik bin Dinar bertolak dengan sebuah kapal penumpang, dari Mesir menuju Jeddah. Waktu itu dia masih muda. Kebetulan dikapal itu juga ada Dzun Nun Al-Mishri, seorang tokog sufi dan Wali Allah yang sangat terkenal dari Mesir. Meskipun Malik berpakaian penuh tambal, namun sebagai seorang wali Dzun Nun tidak berani menyapanya, meskipun hati ingin sekali berkenalan.
Suatu hari, ada seseorang yang kehilangan sekantong permata, dan tuduhan jatuh kepada Malik bin Dinar. Orang-orang hendak menghajarnya, namun dihalangi Dzun Nun. "Biarlah aku menanyakan kepadannya dengan baik-baik." ujar Dzun Nun.
Kemudian Dzun Nun mendekati Malik dan berkata, "Engkau dituduh mencuri. Dan kini, apa yang hendak dilakukan?"
Mendengar ucapan Dzun Nun, Malik memandang kelangit dan mengucapkan beberapa patah kata. Tiba-tiba ikan-ikan muncul kepermukaan laut dan masing-masing dengan sebuah permata dimulutnya. Dia lalu mengambil sebuah permata dan memberikannya kepada si penuduh. Kemudian Malik menapakkan kakinya diatas air dan berjalan pergi, bagaikan berjalan didaratan.
[disarikan dari kitab kasyful mahjub]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar